Welcome to -- Whytrick Community BloGz -- And Thanks for Visiting ^_^ »

Whytrick Translaters

English French German Spain Italian Dutch
Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Donasii anda

Instagram

Jumat, 12 Februari 2016

Barong Bangkung Seni Tradisional Bali

Share to :

Barong Bangkung
Barong Bangkung merupakan bagian dari seni pertunjukan barong tradisional Bali yang disebut dengan malelawang (mala = letuh, lawang = pintu masuk pekarangan) yang didominasi oleh anak-anak untuk meramaikan suasana hari raya umat hindu di Bali.


Pertunjukan ini biasanya diadakan sehari setelah Hari Raya Kuningan (Manis Kuningan), bahkan menjelang Hari Raya Kuningan yang dipentaskan di beberapa desa di Bali.

Dijelaskan juga dalam Sastra Bali Modern, sejarah tari Barong Bangkung juga disebut Barong Bangkal yang artinya babi besar yang berumur sudah tua, oleh sebab itu Barong ini menyerupai seekor bangkal atau bangkung, Barong ini biasa juga disebut Barong Celeng atau Barong Bangkung.

Umumnya dipentaskan dengan berkeliling desa (ngelelawang) oleh dua orang penari pada hari-hari tertentu yang dianggap keramat atau saat terjadinya wabah penyakit menyerang desa tanpa membawakan sebuah lakon dan diiringi dengan gamelan batel / tetamburan.




Do you know Barong?
And how many type of Barong in Bali?
Ok. There are many type Barong in Bali. And now, I will introduce about Barong Bangkung or Barong Bangkal.

Bangkal means big pig with old age, and therefore it resembles a Barong Bangkal or bangkung, is usually called Barong Celeng Barong Bangkung.
Generally performed with around the village (ngelelawang) by two dancers on certain days that are considered sacred or when the outbreak of disease attacked the village without bringing a play and was accompanied by gamelan batel / tetamburan.


Performing is usually done during the day also Galungan. Staging is often performed by children. The targeted house will provide wage / cider as the embodiment of gratitude towards staging performed. But there is also Barong bangkung which just crossed the village street alone Without doing dance or ngelawang. This is because Bhatara (God degree of Hindu in a Temple) within barong bangkung want a trip to see the situation in his village. This will be accompanied by the villagers and Baleganjur (Balinese Music on the way). In addition, led by a Pemangku. In some village in Bali, villagers will put the mats in front of their house. They will deliver Sesajen and praying in front of their house.



















1 komentar: