MAKALAH KEWIRAUSAHAAN
Klepon
Bianglala Ala Candil dan Debt Collector Mix Ice
OLEH:
(04) Ayutyas Pramodha
(20) Wahyu Armada
(25) Ayu Santi Saraswati
(30) Ari Adnya Susanti
(34) Mulia
Fernanda
(38) Mahatma Rangga
PENGAJAR:
Dra. Luh Putu Sri Mahendradani
SMA NEGERI 1 TABANAN
Jalan
Gunung Agung 122 Dajan Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali Kode Pos
82114 Telp.
(0361) 811164
Tahun Ajaran 2016/2017
KATA
PENGANTAR
Om Swastyastu,
Atas Asung
Kerta Waranugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan karunia-Nya kepada kami. Karena berkat rahmat beliaulah kami dapat
menyelesaikan Makalah mengenai Modifikasi Makanan dan Minuman
Tradisional. Maka dari itu kami memilih memodifikasi Klepon dan kami menamainya
“Klepon Bianglala Ala Candil” serta minuman yang dimodifikasi dari es goyobod yang
kami namai “Debt Collector Mix Ice”.
Dalam
menyusun Makalah ini tentu banyak mengalami kesulitan, tetapi berkat dorongan
serta kemauan keras maka, kesulitan-kesulitan tersebut dapat teratasi dengan
baik.
Dalam
penyelesaian tugas ini kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Luh Putu Sri
Mahendradani selaku pembina dan pengajar mata pelajaran kewirausahaan di kelas
XII A 1 yang telah mengajar dan membimbing kami sehingga dapat menyelesaikan
makalah mengenai beberapa tentang tanaman hias tersebut dengan baik dan tepat
waktu serta dapat menyampaikan hasilnya kepada Ibu guru, kami juga ucapkan
banyak terima kasih kepada berbagai sumber yang telah banyak membantu kami
dalam melengkapi dan meyelesaikan makalah ini. Karena keterbatasan ilmu yang
kami miliki sudah tentu makalah ini jauh dari
kata sempurna, maka dari itu kami mohon penilaian serta kritik dan saran
dari Ibu guru untuk menyempurnakan makalah ini sehingga pada tugas-tugas
selanjutnya tidak terjadi kesalahan yang sama. Saya juga berharap makalah ini
dapat bermanfaat bagi masyarakat dan berguna untuk lebih memahami bahwa jajanan
tradisional dapat kita “make over”.
Sekian pengantar yang dapat kami sampikan.
Om Santhi, Santhi,
Santhi Om,
Penulis
Tabanan, 17 Februari 2017
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
1.2 Rumusan
masalah
1.3 Tujuan
Penulisan
1.4 Manfaat
Penulisan
BAB
II LANDASAN TEORI
2.1
Sejarah Klepon
2.2
Sejarah Es Goyobod
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Klepon Bianglala Ala
Candil
3.2 Debt Collector Mix Ice
3.3 Alat dan Bahan Klepon
Bianglala dan Debt Collector Mix Ice
3.4 Langkah Kerja Pembuatan
Klepon Bianglala
3.5 Langkah Kerja Pembuatan
Debt Collector Mix Ice
3.6 Rincian Dana untuk
Membuat Klepon Bianglala Ala Candil
3.7 Rincian Dana untuk
Membuat Debt Collector Mix Ice
BAB
IV PENUTUP
4.1
Kesimpulan
4.2
Saran
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
“Apa
nyang anak cenik ngemu getih?” Yapz Klepon. Orang Bali mana yang tidak tau
klepon? Klepon merupakan jajanan khas Bali yang menebarkan rasa manis ketika sudah digigit. Namun
kali ini, kami ingin memberikan rasa lain, yaitu kacang ijo, oreo, selai
kacang, gula merah, coklat dan ubi madu. Dikarenakan ada banyak rasa yang
berbeda, kami tentunya akan membuat tanda pembeda untuk setiap rasa. Kami juga memodifikasi
jajanan khas Bali dan bentuksa kami padukan seperti jajanan khas Jawa Barat,
yaitu candil
Es
Goyobod merupakan minuman dingin asli Bandung yang berbasis santan dan mirip es campur.Namun
es goyobod menggunakan es serut. Es ini begitu enak dinikmati pada siang hari
yang panas.
1.2
Rumusan Masalah
1.21
Bagaimana sejarah klepon dan es goyobod?
1.22
Apa itu Klepon Bianglala Ala Candil dan Debt
Collector Mix Ice?
1.23
Apa saja alat dan bahan yang diperlukan untuk membuat
Klepon Bianglala dan Debt Collector Mix Ice?
1.24
Bagaimana cara membuat Klepon Bianglala?
1.25
Bagaimana cara membuat Debt Collector Mix Ice?
1.26
Berapa dana yang dihabiskan untuk membuat Klepon
Bianglala dan Debt Collector Mix Ice?
1.3
Tujuan dan Manfaat Penulisan
1.31
Membuat variasi rasa dan bentuk makanan tradisional
1.32
Meningkatkan minat masyarakat terhadap makanan dan
minuman khas daerah, terutama anak-anak
1.33
Untuk memenuhi tugas sekolah
1.34
Untuk melatih jiwa kewirausahaan di kalangan pelajar
1.35
Untuk melestarikan keberadaan klepon dan es goyobod
BAB
II
LANDASAN
TEORI
2.1
Sejarah Klepon
Klepon di anggap
salah satu kue khas kota Intan. Apabila kita berkunjung ke kota Martapura
selalu teringat akan jajanan khasnya salah satunya klepon, namun saat ini
ketika ingin menikmati kelepon asli Martapura kita tak perlu sulit lagi harus
bertandang ke Martapura, karena di pasar – pasar tradisional di daerah
Banjarmasin pun banyak pedagang yang menawarkan kelepon, selain itu di lampu –
lampu merah di Banjarmasin pun banyak pedagang– pedagang yang menjajakan
kelepon asli Martapura. Jadi tak harus pergi ke Martapura hanya demi mengikuti
hasrat menikmati kelepon.
Klepon disukai dan tersohor dimasyarakat
kita sudah pasti, disukai kalangan atas, menengah bahkan bawah karena harganya
yang relatif murah, selain itu kelepon tidak hanya digemari para kakek – kakek
ataupun kalangan dewasa saja, tapi juga anak – anak dan remaja. Namun taukah
kita semua tentang asal usul dari klepon. Dari cerita ini kita dapat mengetahui
asal mula kue yang banyak digemari tersebut.
Dahulu kala, hidup seorang janda bersama
putrinya bernama Galuh di suatu daerah di Martapura. Sejak ditinggal suaminya
meninggal dunia janda tersebut hanya hidup bersama Galuh putri semata
wayangnya. Sang janda pun sering sakit – sakitan sepeninggal sang suami. Sang
janda mempunyai kebiasaan yaitu senang membuat kue, kebiasaan ini di jalaninya
sejak sang suami masih hidup hingga suaminya meninggal dunia. Selain demi
keluarga sang janda juga membuat kue untuk dijual demi membantu sang suami
dalam membangun ekonomi keluarga mereka, terlebih saat sang suami meninggal
sang janda harus berusaha keras untuk tetap bisa menghidupi Galuh putri
kesayangannya. Kue buatannya pun sangat lezat dan digemari banyak orang karena
itu sang janda banyak mempunyai pelanggan, selain kelezatan kue buatannya
biasanya tetangga merasa kasihan melihat hidup sang janda bersama putrinya,
sepeninggal kepala keluarga mereka hidup dari hasil berdagang kue, maka para
tetangga berusaha membantu perekonomian sang janda dengan membeli kue
buatannya.
Pada zaman dulu pembuatan kue tentunya tidak
secanggih dan sehebat seperti saat ini, kue pada saat itu pun tidak banyak
macamnya. Orang zaman dulu hanya bisa membuat kue sederhana, misalnya kue
buatan sang janda hanya dengan memasukkan beras kedalam lesung. Wadah yang
berbentuk kotak terbuat dari kayu Ulin ditengahnya terdapat bolongan yang
digunakan sebagai tempat makanan serta kayu Ulin yang panjang untuk
menghaluskan makanan didalamnya yang biasanya disebut Lasung. Setelah beras
dimasukkan kedalam lasung kemudian ditumbuk hingga halus, setalah halus
dimasukkan kedalamnya gula merah yang sudah dilunakkan. Dan dicampur kelapa
yang diambil hanya dalamnya ( dagingnya yang berwarna putih ) diiris tipis
kemudian kembali dihaluskan dalam lasung. Semua bahan dihaluskan hingga jadi
satu dan agak mengeras. Hal tersebut dikarenakan hawa di lasung yang panas
hingga kue seperti dimasak yaitu mengeras dan semua adonan menjadi satu.
Setelah menjadi satu dan mengaras adonan kue
tersebut di bentuk bulat – bulat menggunakan sendok. Karena campurannya selain beras
ada pula gula merah dan kelapa rasanya pun menjadi gurih dan nikmat, perpaduan
bahan yang menggoda selera, saat itu kue tersebut dinamakan Wadai masak di
lasung.
Sang janda pun mencari nafkah melalui
berdagang Wadai masak di lasung tersebut. Kondisinya yang sudah mulai tua
membuat fisik sang janda tak sekuat dulu, ia pun sering didera sakit – sakitan.
Pada suatu malam sang janda sakit dan ingin sekali makan wadai masak di lasung.
Kecintaan Galuh pada ibu nya menuntunnya untuk selalu bisa mengikuti kehendak
sang ibu, terlebih lagi mereka hidup hanya berdua di dunia ini dan sang janda
tersebut sangat mengasihi Galuh, karena itu sebagai anak Galuh sangat mencintai
ibunya. Di lubuk hati terdalamnya sangat sedih melihat keadaan ibunya yang
terbujur sakit dan tak berdaya. Hati Galuh terpanggil untuk membuktikan
baktinya sebagai seorang anak terhadap orang tua yang sudah mengandung,
melahirkan, dan dengan segenap jiwa raga serta kasih sayangnya membesarkan
Galuh.
Walaupun hari telah malam, melihat
keinginan ibunya yang sedang sakit Galuh pergi ke dapur untuk membuat kue,
sambil merebus air di kendi yang berukuran besar untuk minum ibunya. Sambil
merebus air Galuh segera mulai membuat kue dengan memasukkan beras kedalam
lasung. Ternyata lasung baru saja dicuci dengan air dan ditengkurapkan guna
mengeringkan air yang meresap di lasung. Setelah itu Galuh hendak memakai
lasung maka di ambilnya lasung dan ternyata terdapat kalajengking di dalam
lobang tempat pembuatan kue di lasung tersebut. Galuh terkejut dan takut
melihat kalajengking tersebut tanpa sadar ia berteriak meminta tolong, ibunya
yang sedang istirahat ditempat tidur ikut terkejut mendengar teriakan Galuh
kemudian menanyakan apa yang terjadi, namun Galuh berusaha menyembunyikan apa
yang sudah ia temukan di lasung, karena tak ingin ibunya khawatir Galuh
mengatakan tak ada apa – apa. Niat Galuh membuatkan kue buat ibunya sudah bulat
rasa takut terhadap kalajengking dihilangkannya, sekuat tenaga Galuh membuang
kalajengking yang ada di lasung milik ibunya tersebut. Dan usaha Galuh tak sia
– sia kalajengking berhasil di usirnya dari lasung dengan menggunakan kayu
bakar yang ada didapurnya.
Pada masa itu tak ada kompor, memasak hanya
dengan menggunakan kayu. Sang janda menyadari Galuah sudah sangat lama berada di
dapur namun tak ada juga bunyi lesung. Lama Sang janda memanggil, ” luh,
lambatnya, kenapa ? “. ” Hadangpun” sahut sang anak. Untuk orang Banjar,
apabila menjawab panggilan orang yang lebih tua ataupun yang dihormati biasanya
menggunakan “ pun ” yang berarti iya.
Setelah mendengar sahuta Galuh, ibunya pun
terdiam beristirahat sambil menunggu kue buatan sang anak. Setelah lama
ditunggu masih tak terdengar bunyi lasung tanda dimulainya pembuatan kue. Sang
janda kembali menegur Galuh, “ banyu menggurak sudah dalam kendi, model kendi
halus tuh sudah menggurak masih kada tedangar bunyi lasung pabila pulang ”.
Sang ibu sedikit jengkel dengan anaknya, sang ibu merasa bahwa sudah lama
anaknya berada di dapur tapi belum juga terdengar lasung berbunyi tanda beras dihaluskan.
Kemudian membandingkan merebus air dikendi yang besar saja sudah mendidih, tapi
Galuh belum juga menghalusakan adonan kue.
Sang ibu memanggil Galuh kembali, “ luh
balum haja kah? ”. “ Kalapun ” jawaban Galuh menyahuti pertanyaan ibunya. Galuh
merasakan kejengkelan ibunya, Galuh berusaha memberitahukan ibunya ada
kalajengking di dalam lasungnya, sehingga terlambat membuat kue. Karena gugup
sahutan Galuh terhadap ibunya menjadi “ kalapun ”.
Setelah berhasil membuang kalajengking
Galuh mulai membuat adonan kue. Dimulai membuat beras dalam lasung kemudian
dihaluskan dengan cara di tutuk. Setelah menghaluskan beras, karena sudah
terlalu lama membuat kue dan keinginan Galuh agr ibunya yang sedang sakit
segera makan kue, beras yang sudah dihaluskan dibentuk bulat – bulat setelah
itu di masukkan Galuh kedalam air mendidih. Setelah bulatan dimasukkan kedalam
air mendidih ditunggu hingga bulatan muncul kepermukaan air yang menandakan kue
sudah matang dan bulatan tersebut dianggkat menggunakan sendok sampai semua
adonan matang, kemudian di letakkan dam piring, dengan kreasi ingin mempermanis
kue tersebut maka Galuh menyisipkan gula merah ditengah kue tersebut dan
kemudian diperutkannya kelapa di atas kue tersebut.
Setelah itu Galuh menemui ibunya dengan membawa
kue kreasinya itu, sang ibu terkejut mengapa kue yang dibuat Galuh tak sama
seperti kue buatannya. Lalu dicicipinya kue buatan putri tersayangnya, ia
kembali terkejut karena kue tersebut memiliki rasa yang begitu enak. Sang ibu
pun memuji kepandaian Galuh membuat kue.
Pada saat itu ada tetangga yang datang
kerumah Galuh, karena mendengar ibu Galuh sakit. Saat datang, ibu Galuh meminta
tetangganya tersebut mencicipi kkue buatan Galuh, hasilnya sama ketika ibu
Galuh pertama mencoba kue tersebut. Tetangga kemudian bertanya apa nama kue
trsebut, Galuh terdiam ia tak tau apa nama kue tersebut karena kue itu ia buat
sendiri tanpa petunjuk siapapun, bahkan terkesan sembarangan karena hanya ingin
ibunya cepat mencicipi kuenya dan tak ingin sang ibu merasa marah ataupun
jengkel kepadanya. Saat Galuh terdiam tetangganya heran, dan kembali menanyakan
nama kue enak buatan Galuh tersebut. Sang janda ingat bahwa tadi putrinya Galuh
menyebut kalapun, lalu ia mengatakan bahwa kue tersebut bernama kalapun.
Sejak saat itu kue tersebut dijadikan Galuh
sumber rezekinya. Galuh tak ingin lagi ibunya yang sudah tua dan sakit –
sakitan berdagang kue, Galuh mengambil alih semua yang dilakukan ibunya. Galuh
mencari rezeki untuk hidup ia dan ibunya dengan berdagang kue kelepun.
Seiring perkembangan zaman yang terus
mengarah pada perubahan kue kelepun pun ikut mengalami perubahan sedikit nama
dari kelepun menjadi kelepon. Namun tak sedikit orang yang masih menyebut
kelepun pada kue kelepon. Mengenai rasa dan bahan pembuatan kelepon tak ada
perubahan hingga sekarang, kelepon tetap menjunjung rasa manis dan menggugah
selera. Karena Galuh tinggal di daerah Martapura maka kue kelepon tersebut
disinyalir sebagai salah satu kue khas Martapura.
2.2
Sejarah Es Goyobod
Bagi warga Bandung,
gerai Es Goyobod yang sangat terkenal adalah yang berada di jalan Kliningan,
yaitu “Es Goyobod Kliningan”. Es campur ini selalu laris di pasaran, sekitar
1000-2000 gelas mampu dijual habis per harinya. Itulah yang diutarakan Abah,
salah satu pengelola Es Goyobod Kliningan. Ternyata kesegaran es goyobod tidak
sesegar sejarahnya, banyak lika-liku yang harus dihadapi hingga akhirnya es
goyobod dikenal sampai saat ini.
Es ini diperkenalkan
oleh Junaedi, seorang pedagang Sunda yang mengadu peruntungannya di Jakarta
tahun 1930-an. Junaedi beranggapan, Kota Jakarta yang panas, menjual es adalah
hal yang tepat. Dengan komposisi sederhana: es, goyobod, dan santan, Junaedi
percaya diri menjajakan es campur ini ke masyarakat ibu kota.
Namun harapan Junaedi
tidak sesuai dengan realita. Bertahun-tahun menjual es goyobod, ternyata es
campur ini tidak pas di lidah masyarakat Jakarta. Untunglah Junaedi memiliki
anak bernama Usep Suryana. Dialah yang bertekad melanjutkan usaha ayahnya.
Tekadnya itu ia buktikan dengan membawa Es Goyobod ke Bandung tahun 1940.
Usep memulai dengan
membuka gerainya di jalan Banceuy, salah satu tempat strategis di Bandung.
Dengan komposisi yang sama, Usep berhasil menyihir masyarakat Bandung untuk
terus membeli Es Goyobod yang dijualnya. Walaupun laris, Usep hanya mampu
menjual Es Goyobod sekitar lima tahun saja.
Tragedi Bandung Lautan
Api tahun 1946 yang memaksanya untuk pindah keluar dari kota kembang. Tak ingin
berlarut dalam kenyataan, Usep segera menggiring Es Goyobod ke Garut, tepatnya
di Alun-Alun Kota Garut. Tak disangka, Garut menjadi rumah bagi es goyobod. Di
kota inilah Es Goyobod menjadi legenda. Berbagai kejadian yang menimpa Es
Goyobod dibayar habis oleh antusiasme warga Garut.
Kini, Es Goyobod mudah
ditemui di kota-kota Jawa Barat, khususnya Kota Garut dan Bandung. Es campur
ini akan selalu diminati masyarakat. Kesegaran es serut, kuah gula, susu,
goyobod, dan beberapa buah membuat tenggorokan ini ingin terus menelan Es
Goyobod ini hingga tetes terakhir.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
Klepon Bianglala Ala
Candil
Klepon
Bianglala Ala Candil adalah klepon yang dimodifikasi agar kulit dan isinya
dibuat beragam. Klepon Bianglala yang kami buat memiliki warna kulit ungu, kuning,
orange dan hijau. Dengan isinya yaitu
kacang hijau, oreo, ubi madu, dan selai kacang dipadukan dengan cokelat. Ala
Candil itu artinya kami memodifikasi jajanan khas Bali, yaitu klepon dengan
makanan khas Jawa Barat yaitu Candil, sehingga menghasilkan hasil yang unik
jika dilihat dari isian kleponnya. Kata Ala Candil itu kami tambahkan karena klepon
yang kami buat mirip seperti bentuk candil yang kenyal. Dikarenakan
banyak rasa yang kami tawarkan, kami membuat penanda untuk membedakan hal
tersebut. Penandanya yaitu:
·
Kulit berwarna hijau berasa kacang hijau
·
Kulit berwarna ungu berasa
ubi madu
·
Kulit berwarna kuning berasa oreo
·
Kulit berwarna orange berasa selai kacang dipadu cokelat
3.2
Debt Collector Mix Ice\
Debt Collector Mix Ice adalah es goyobod yang
dimodifikasi dengan menambahkan kacang almond, nangka, nutrijel, dan es krim.
Penambahan tersebut kami lakukan agar mendapatkan citra rasa yang baru dan unik.
3.3
Alat dan bahan yang
diperlukan untuk membuat Klepon Bianglala Ala Candil dan Debt Collector Mix Ice
3.3.1
Alat